Senin, 11 Juli 2011

ANDA HARUS TAHU, INDONESIA NEGERI KAYA RAYA



Tidak bisa dipungkiri lagi, tidak mungkin bisa kita elakkan lagi, bahwa sebenarnya Indonesia adalah sebuah negara yang dikaruniai sangat dasyat oleh ALLAH sebagai negara yang indah, asri, dan kaya raya. Tumbuhan, hewan, tanah dan air Indonesia melimpahkan rezeki yang sangat berlimpah, mengeluarkan ribuan, bahkan jutaan sumber daya alam yang sangat luar biasa. Minyak bumi negara kita, Indonesia, merupakan minyak bumi terbanyak ke-7 di dunia. Batu bara Indonesia, merupakan batu bara yang diekspor terbanyak ke-2 di dunia. Emas Indonesia, merupakan emas terbanyak ketujuh di dunia.
Belum cukup? Anda tahu karet? Ya… Karet alam Indonesia merupakan karet alam terbanyak kedua di dunia (setelah Thailand). Anda suka makan coklat dan meminum kopi kan? Apakah anda tahu, bahwa Coklat dan kopi Indonesia merupakan coklat dan kopi terbanyak ketiga dan keempat di dunia? Bagaimana dengan kelapa Sawit (kelapa sawit adalah bahan baku minyak goreng, bisa juga dibuat biofuel)? Kelapa sawit Indonesia merupakan kelapa sawit yang terbanyak kedua yang diekspor ke dunia (setelah Malaysia). Kayu kita, jangan ditanya lagi, jumlah kayu Indonesia merupakan kayu terbanyak pertama (numero uno = nomor satu) di dunia.
Belum lagi, ikan laut Indonesia, merupakan ikan laut terbanyak keenam di dunia. Udang tambak Indonesia, merupakan udang terbanyak keempat di dunia. Apa lagi yang tidak kita miliki? ALLAH yang maha pemurah dan pemberi telah memberikan karunia yang sangat luar biasa kepada kita, namun bagaimana dengan rasa syukur kita? Apakah kita sudah mengoptimalkan apa yang kita miliki? Atau kita malah pergunakan itu semua sebagai ajang memperkaya pribadi dan mengisi perut pribadi saja sampai buncit? Atau kita serahkan kepada orang-orang asing?  Naudzubillah min dzalik…
Terlalu banyak sudah teguran yang telah ALLAH berikan kepada kita. Sudah terlalu sering derita masyarakat Indonesia alami sebagai manifestasi sentilan ALLAH kepada bangsa ini. cukup sudah! Jangan pernah membangkang lagi! Jangan pernah kita menyombongkan diri lagi! Jangan pernah berdalih lagi! Jangan pernah lagi kita memikirkan hanya perut dan nafsu kita melulu! Cukup sudah! Jangan pernah memancing amarah ALLAH yang sangat dahsyat itu…

Mulailah berpikir berbasiskan negara. Mulailah dengan berpikir berbasiskan masa dan masyarakat. Mulailah dengan berpikir dan bertindak untuk kemashlahatan orang banyak, rakyat ini, bangsa ini. Mungkin karena do’a-do’a dan rintih tangis mereka, orang-orang tua jompo, mungkin karena alunan ayat-ayat Qur’an yang dikumandangkan oleh mereka, para santri, di surau-surau reot di pedesaan, mungkin karena suara-suara rintihan dzikir yang mereka, rakyat yang kena bencana banjir lumpur lapindo di Sidoarjo, atau mungkin juga karena tangis bayi kelaparan dan jeritan hati mereka, rakyat Indonesia yang hidup kekurangan dan kelaparan, yang masih menghalangi amarah ALLAH yang maha dahsyat untuk turun ke bumi pertiwi ini. Jangan sampai ya ALLAH…

Hai saudaraku… Hai para sahabatku… Hai para pemimpinku… cukup sudah ini semua! Cukup sudah ini semua! Kita harus memulai tatanan kehidupan baru. Kehidupan yang ALLAH rahmati dan ridhoi. Bersihkan kekotoran itu dari diri kita masing-masing. Kembalikan itu kepada yang berhak, kepada masyarakat kita, kepada negara dan bangsa ini. Bangsa ini sedang terpuruk dan sakit, padahal masih ada 10% dari penduduk ini yang memiliki uang lebih dari 1 Milyar rupiah. Masih ada orang Indonesia yang memiliki dan berteduh di dalam rumah-rumah elit. Masih ada pula orang Indonesia yang berkendara bagus di dalam keseharian mereka. Juga masih ada orang Indonesia yang memiliki kekayaan lebih dari 40 trilyun rupiah! Padahal negaranya sedang sakit. Bumi yang mereka injak sedang sekarat. Padahal itu semua semu di mata ALLAH. Kekayaan yang kita miliki tidak ada artinya di mata ALLAH. Ya ALLAH, sadarkanlah kami semua… “Sekiranya nilai dunia di sisi ALLAH sebanding dengan satu sayap nyamuk saja, tentulah ALLAH tidak akan memberikan kenikmatan dunia itu kepada seorang kafir pun, meski sekedar seteguk air minum” (HR. At-Tirmidzi).

Agama tidak pernah melarang kita untuk menjadi kaya, sama sekali tidak. Tidak ada satu ayat pun yang menghalangi umat Islam ini untuk memiliki harta berlimpah, namun, jika itu didapat dengan cara tidak etis (yang mengerikan bahwa kita merasa itu adalah etis, padahal jauh dari etis…), tidak bermoral, bahkan keji, kotor dan haram (mudah-mudahan hati kita semua terbuka), tunggulah azab ALLAH sangat pedih. Di samping itu, sebenarnya ada hak fakir dan miskin di dalam harta kita. Rasulullah bersabda, “Bukan dari golongan kami, orang yang tidur dalam keadaan kenyang sementara tetangganya kelaparan” (Al-hadis). Kalau definisi tetangga merupakan orang samping rumah kita saja, maka terbebaslah orang-orang yang hidup di lingkungan elit akan hadist ini. Hadist ini harus dicerna dengan cara lebih mendalam (bijak). Tetangga kita bukan hanya tetangga samping rumah kita saja, jika kita hidup di sebuah kompleks, seharusnya, yang namanya tetangga kita adalah termasuk mereka yang hidup di sekitar kompleks kita. Jika kita hidup di kota Jakarta, seharusnya, tetangga kita adalah semua orang di sekitar Sukabumi. Jika kita hidup di daerah Jawa Barat, maka, seharusnya lagi, tetangga kita adalah semua orang yang tinggal di daerah lain di luar Jawa Barat. Jika kita hidup di pulau Jawa, ya tentunya, tetangga kita adalah semua orang yang hidup di pulau-pulau lain di luar pulau jawa. Dan jika kita hidup di negeri ini, Indonesia, maka, pastinya, tetangga kita adalah seluruh negeri di dunia ini seperti Palestina, Irak, Afghanistan, dll. Jadi pemahaman hadist di atas, jangan dipahami secara sempit.

Maka dari itu, sebenarnya, mereka yang hidup di daerah Sukabumi, Bandung, Tangerang, Bekasi, Bogor, Semarang, Purbolinggo, Jogjakarta, Lapindo, Bali, Papua, Malaysia, Singapura, Eropa, Afrika, Amerika, Ethiopia dan Kutub utara serta Kutub selatan, mereka adalah tetangga kita, dan jika mereka ber-Tuhan-kan ALLAH SWT dan ber-Rasul-kan Muhammad SAW, mereka itu adalah saudara kita. Islam berkonsepkan “Rahmatan Lil Alamin”.

Banyak sekali masalah yang sedang negeri ini hadapi. Tiga masalah besar yang melanda rakyat ini adalah masalah disintegrasi moral, kebodohan dan kemiskinan. Namun saya tidak akan membahas semua permasalah, bidang, yang sedang dihadapi negeri ini. Mungkin tidak akan pernah cukup waktu untuk mengupas itu semua. Atau mungkin pula karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang saya miliki. Saya hanya berharap semoga kondisi negeri ini bisa terus membaik dan marilah kita kembali kepada suatu aturan yang diridhoi Allah SWT.
Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya Allah membuat perumpamaan sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezeki datang melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi penduduknya mengingkari nikmat itu, kerena itu Allah rasakan kepada mereka kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.” [QS. An-Nahl: 112].

Dalam ayat di atas ada dua bentuk siksaan yang diberikan Allah kepada orang yang berlaku tidak wajar: kelaparan sebagai simbol siksaan fisik dan ketakutan sebagai simbol siksaan psikis.

Marilah kita merenungi sebuah ayat: “Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka keberkahan dari langit dan bumi.” [QS. Al-A’raf: 96].

1 komentar:

  1. kesadaran akan adanya Allah telah berkurang . dahulu , manusia masih merasa takut berbuat yang licik , picik dan kotor . karena mereka percaya akan adanya Allah . namun sekarang ? kita bisa melihat ini sudah berbanding terbalik dengan kenyataan terdahulu . banyak orang yang tega menyakiti orang lain bahkan menyakiti orang tua demi kehidupan pribadi . mereka telah memisahkan agama dari kehidupan dunia . seharusnya agama dan kehidupan berjalan seiringan . sehingga kita pun akan terbebas dari azab . semoga manusia cepat berubah sebelum semuanya terlambat . kembali ke jalan yang benar . amiin :D

    BalasHapus