Menarik ketika membaca berita di salah satu media online yang memuat pernyataan salah satu politisi dari partai politik yang mendukung kenaikan harga BBM pada 1 April 2012 mendatang. Beliau mengatakan bahwa walau demo terus berlangsung pemerintah terus mendesak DPR untuk menyetujui kenaikan harga BBM yang diajukan menjadi Rp 6.000 per liter untuk Premium dan Solar. Ini berarti bahwa walau didemo, harga BBM tetap naik!
Persoalan akan kenaikan harga BBM ini sebenarnya bukan hal yang baru, wacana pembatasan konsumsi BBM subsidi ini sudah bergulir sejak 2010. Namun, program ini berkali-kali gagal dilaksanakan. Terakhir, pembatasan akan dilaksanakan pada November 2011 kembali diundur hingga April mendatang.
Dan rupanya, tanggal 01 April 2012 merupakan waktu yang sepertinya tidak akan mundur lagi. Pemerintah telah memastikan bahwa harga BBM akan resmi di naikan pada tanggal tersebut. Sekali lagi, meskipun demonstrasi terjadi dimana-mana!
Bagi sebagian orang, mungkin ada yang bersungut “ngapain demo-demo tolak kenaikan harga BBM, toh tetap akan naik juga, memang nya dengan demo bisa mencegah naiknya harga BBM?”
Bagi orang-orang yang sudah pasrah akan fakta yang ada mungkin akan berfikir demikian, namun tidak bagi orang-orang memandang bahwa kenaikan harga BBM tersebut merupakan sebuah kedzaliman yang harus disuarakan secara lantang, agar umat sadar dan kemudian mereka faham akan fakta yang sebenar-benarnya terjadi.
Jika dengan adanya aksi demo penolakan aksi kenaikan (lagi) harga BBM tetap pemerintah naikan, hal tersebut tidaklah membuat aksi yang dilakukan bernilai sia-sia di hadapan Allah swt. karena aksi yang dilakukan tersebut bukan hanya untuk menunjukan kepada umat akan fakta kebohongan, kedzaliman dan pengkhianatan penguasa terhadap rakyat, khususnya kepada mereka-mereka yang telah memilih mereka, dan seluruh rakyat Indonesia umum nya!
Namun aktivitas tersebut adalah aktivitas yang lahir dari keimanan kepada Allah swt dan Rasul Nya, sikap dari sebuah konsekuensi untuk menjalankan kewajiban dan menjauhi larangan Nya, dan salah satu kewajiban tersebut adalah melakukan aktivitas muhasab lil hukam atau mengoreksi penguasa.
Dimana sikap pengabaian terhadap pelanggaran hukum-hukum syariah Islam tidak boleh di biarkan. Sebuah kewajiban untuk melakukan aktivitas muhasabah lil hukam atau mengoreksi penguasa yang telah berbuat dzalim terhadap rakyatnya.
Dulu ketika PEMILU dan PILPRES para pemimpin negeri ini berjanji akan memberikan keadilan dan kesejahteraan bagi rakyat, namun fakta nya, ketika berkuasa malah membuat kebijakan yang mendzalimi dan membuat rakyat semakin menderita, mana keadilan dan kesejahteraan yang pernah dikoar-koar kan???!
Apakah kekuasaan telah membuat para penguasa di negeri ini menjadi BUTA, TULI, dan BISU sehingga tidak bisa melihat, mendengar terhadap penderitaan dan rakyat yang mengeluh akan kebijakan dzalim! apakah ayat-ayat Allah serta hadist Rasulullah sudah diabaikan!
Padahal Allah swt telah berfirman : " .....dan mereka memiliki mata tetapi tidak dipergunakanya untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah, dan mereka mempunyai telinga tetapi tidak dipergunakannya untuk mendengarkan ayat-ayat Allah. Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah.” [TQS: Al-Araf : 179).
Setuju sekali bung... Two thumbs up buat rizki
BalasHapusTapi tetap saja kita juga harus melihat setiap masalah secara holistik dari keselurahan aspek yang ada, tidak generalnya saja...
Justru adanya aksi itu hasil dari kajian dulu, bisa dilihat difb saya, tentang 9 alasan menolak kenaikan BBM dan banyak solusi selain menaikkan BBM.. nuhun :)
BalasHapus